Serupa Tak Sama
Semburat
cahaya lembut menyapa pagi bersatu padu menggiring mimpi menjemput angan di
hari nanti, ditambah kicauan burung penyemangat pagi semakin menambah kecerian
Lia bangun hari ini. Mengapa?? Yap. Hari ini adalah hari penentuan kelulusan
atas hasil belajar selama tiga tahun di SMA dan ada hal bahagia lagi lebih dari
kelulusan.
“ Selamat pagi Ibuku sayang...” sambil mencium pipi
ibunya yang sedang menyiapkan sarapan pagi.
“ Pagi juga Anakku yang cantik. Ada kabar apa?
Kelihatannya senang sekali??” tanya ibu, yang keheranan melihat sikap anaknya.
“Eeehh.. ditanya kok malah senyam-senyum aja” tambah
ibunya sedikit kesal.
“ Iiihh.. Ibu ni, kepo deh. Pokoknya Ibu tunggu aja,
tapi jangan kaget ya??” jawab Lia tersenyum dan kembali teringat apa yang
terjadi malam tadi.
Message
Nia: Malam. Tebak apa yang mau aku
katakan??
Lia: Malam juga. Nggak tau, aku kan
bukan paranormal😂
Nia: Ih.. nggak jadi lah aku kasih tau.
Lia: Kasih tau aja kali neng. Nggak usah
main tebak-tebakan.
Nia: Okee.. tapi jangan kaget ya. Gini....
2 menit kemudian...
Lia: Apaan sih Niaaa.. bikin penasaran
aja. Panjang kali ya informasinya?
Nia: wkwkwk.. oke..oke.. aku serius. Tadi
malam, aku berkunjung ke tempat paman aku, paman aku kan kerjanya di Dinas
Pendidikan gitu tu, dan tanpa sengaja aku melihat berkas-berkas gitu, disitu
ada tertulis nama kamu masuk 10 besar UN Se-Kabupaten. Keren Liaa... Aku bangga
jadi sahabat mu..terus ada juga Arya Winanda sama Dea Sabila. Kerenlah
pokoknya. Kayaknya kalian bertiga deh, bakal kandidat beasiswa ke UK(
Universitas Kingdom), jadi irii..😚😚
Lia: Sumpah..!!! demi apa?? Kalau bohong
awas ya! Ku bilangin seluruh kelas, kalau pas ulangan mtk, yang kentut itu kamu yang bernama Nia
Putri Wijaya..😄😄
Nia: Jahat kali lah kamu ni.. aku nggak
ada kentut lah, Fitnah aja kamu ni ha...wkwkwk..
“ Ngelamun aja, sarapan cepat! Ayah mau pergi kerja
lagi” tegur ibu sambil mengacak rambut Lia.
****
Sekolah telah ramai dengan murid kelas tiga, karena
semuanya memang diwajibkan datang untuk melihat hasil kerja kerasnya. Tapi, Lia
tak menemukan Dea. Tiba-tiba hp Lia bergetar
Message
Nia:
Aku telat datang ya. Tiba-tiba nih perut nggak bisa diajak kompromi😁
“Dasar
Nia...Niaa..” gumamku, sambil tersenyum geli.
“ Hi.. Lia?? ”
sapa Rina sedikit mengejutkan ku.
“ Hi juga Rin..
kelihatannya lagi senang nih, habis liburan kemana? ” tanyaku, hapal akan perilaku Rina yang sering
liburan keluar negeri.
“ Hehehe.. tau
aja Lia ni.. ini ada oleh-oleh buat kamu, soalnya kemaren aku baru pulang dari
Singapur.” Rina nyengir, sambil memberikan bingkisan berisi baju kaos.
“ Makasih ya Rin
oleh-olehnya ” balasku nyengir balik.
“ Itu apa?
” ku lirik bingkisan yang ada ditangan
kiri Rina, seperti tas mahal yang bermerk.
“ Ooo..ini. ini
untuk Buk Jiran, wali kelas kita, oleh-oleh juga ” Jawab Rina, sedikit
gelagapan. Tapi tak kutanya- tanya lagi, takut Rina tersinggung dengan
ucapannya.
“ Ya udah, aku
pergi dulu ya, mau keruangan Buk Jiran dulu” pamit Rina, yang kujawab dengan
anggukan kepala. Berpas-pasan dengan itu, Lia berjumpa dengan Nia.
*****
“ Nia, Aku ke
toilet dulu ya?”
“ Iya, tapi
cepat ya. Atau mau Aku teman kan?” tawar Nia.
“ Nggak usah,
Aku sendiri aja, bentar kok” balas Lia, sambil sedikit berlari menuju toilet.
Belum sampai Lia di toilet, Ia terhenti ketika mendengar percakapan di koridor
arah toilet. Lia mengenal suara siapa yang melakukan percakapan tersebut. Yap,
mereka adalah kepala sekolah dan wali kelasnya sendiri Buk Jiran.
“ Bagaimana buk,
sudah Ibu urus semuanya?”
“ Sudah pak,
Bapak tenang aja. Nggak bakalan ada yang tahu”
“ Bagus, soalnya
ayah Rina sudah mentransfer uangnya kepada saya, Ibuk cukup kirimkan no
rekening ibuk saja, biar saya transfer bagian ibuk”
“ Baik Pak.
Terimakasih, saya pergi dulu sebelum ada yang mendengar ucapan kita ”
Mereka berlalu, namun ada rasa sesak yang
tertinggal dari pencurian dengar Lia di hatinya. ‘Serendah itu kah mereka??’
pikir Lia.
Lia kembali
kepada Nia dengan ekspresi yang muram. Semakin menambah kekhawatiran Nia karena
sudah lama Ia menunggu Lia kembali dari toilet, takut terjadi apa-apa
kepadanya.
Pengumuman
kelulusan akan segera di umumkan, dan seluruh siswa berkumpul dilapangan. Rasa
takut dan sedih berkecamuk dihati Siswa/Siswi. Tapi tidak dengan Lia. Ia bahkan
bisa menebak apa yang bakal terjadi.
Setelah seluruh
Siswa/Siswi berkumpul, kepala sekolah
naik ke podium dan mulai mengumumkan.
“ Selamat kepada
ananda-ananda semua. Saya bangga kepada kalian semua dengan prestasi yang telah
kalian raih. Selamat atas kelulusan 100% kalian.” Seluruh siswa bersorak, dan
bertepuk tangan gembira.
“ Dan terlebih,
kabar bahagianya adalah tiga Siswa/Siswi kita memasuki 10 nilai tertinggi UN
tingkat Nasional dan pastinya akan menjadi kandidat penerima beasiswa
Universitas Kingdom, London. ” semua terpana, saling tunjuk dan saling berharap
adalah mereka.
“ 1. Arya Winanda, 2. Dea Sabila,dan yang terakhir
adalah...”
“ Lia
Azliana..!!!” teriak Nia, sambil senyam senyum menggoda Lia.
“ Rina Wiguna..”
Teriak kepala sekolah, sambil tersenyum
bangga.
“ Yee... aku
Masuk 10 besar Lia..Nia..” girang Nia sambil loncat-loncat bangga kesana
kemari, Tak peduli ekspresi Lia dan Nia. Terdengar suara-suara riuh tepuk
tangan dan ucapan selamat, seakan-akan itu menjadi sebuah ejekan yang sangat
menyakitkan menusuk ke ulu hati Lia.
“ Kok bisa
Rina?? Serius Lia, sumpah aku nggak bohong. Aku liat sendiri dengan mata kepala
ku sendiri, benar-benar nama kamu. Maafin aku Lia, aku nggak bermaksud
membohongi mu.” Melas Nia kepada Lia,merasa bersalah karena Ia benar-benar
yakin, melihatnya. Tapi Lia, tak dapat berkomentar apa-apa, Ia hanya bisa diam,
Ia hanya bisa mengingat dan berharap apa yang Ia dengar adalah mimpi..tanpa
terasa, air mata Lia jatuh menetes. Semakin membuat Nia merasa tidak enak hati.
“ Maaf Lia...” mohon Nia. Lia pergi dan berlari,
tanpa memerhatikan pandangan orang lain melihatnya menangis.
*****
Sakit memang,
tapi apa daya. Lia hanya seorang anak kuli bangunan dan penjual sayuran. Tak
mampu mempertahankan haknya, bila uang sudah menjadi sumber kekuatan. Lia hanya
bisa bersabar dan melanjutkan hidupnya walau mimpi hilang terbawa angan. Orang
tuanya hanya mampu membiayainya di Universitas biasa saja.
“ Nak. Mungkin
kamu kuliah ditempat biasa saja. Tapi buktikan kalau kamu adalah orang yang
luar biasa. Kamu buktikan kepada dunia luar sana , singgasana bukan untuk orang
kaya, tapi untuk orang luar biasa. Jadilah orang yang tinggi, yang tidak
merendahkan, tapi tau arti kerendahan”
pesan ayah masih terngiang-ngiang dalam ingatan Lia.
Seiring berjalan
waktu, Lia menyelesaikan kuliah sarjananya dengan prediket Cuumlaude berIPK sempurna. Bahkan mendapat Beasiswa S2 dan S3 ke
Stanford University, California, USA. Bahkan juga lulus dengan prediket Cuumlaude nya. Namun, Lia tetap ingin
mengabdi untuk negerinya. Dan ditawarkan menjadi Dekan di Universitas
terfavorit di Indonesia.
*****
“ Selamat
siang..!” seorang laki-laki tua, berpakaian rapi menghampiri sekretaris yang
berada di luar ruangan Dekan.
“ Siang Pak. Ada
yang bisa saya bantu?” tanya sekretaris tersebut.
“ Saya ingin
berjumpa dengan Ibu Dekan, apa Buk Dekannya ada?”
“ Ada Pak. Bapak
silahkan masuk aja” sambil mempersilahkan bapak tersebut masuk setelah
menghubungi Dekannya.
“ Baik,
terimakasih.” Jawab Bapak tersebut, sambil melihat plang nama yang tercantum
diatas pintu ruangan tersebut ‘ Prof.
Dr. Ir. Lia Azliana, M.Sc’ , terbersit di pikirannya pernah mendengar dan
mengenal nama ini.
“ Selamat pagi
Buk.!” Sapa Bapak tersebut.
“ Pagi Pak.
Silahkan duduk Pak!” jawab Lia sambil mempersilahkan duduk.
“ Ada hal yang
bisa saya bantu Pak?”
“ Eee,,
sebelumnya maaf Buk, apa kita saling
kenaln atau pernah mengenal sebelumnya?” tanya Bapak tersebut.
“ Mmm..
maaf Pak, saya kurang tau.” Jawab Lia
“Ooo.. begitu ya
buk? Maaf. Kalau begitu, saya Dedi Prayitno. Saya datang kesini ingin meminta
bantuan Ibu”
“ Bantuan apa
Pak?” jawab Lia.
“ Saya, ingin
bantuan Ibuk agar menerima anak saya masuk di universitas ini. Anak saya
satu-satunya ingin sekali masuk ke universitas yang sedang Ibu pimpin ini. Bahkan Ia mengancam tidak
akan berkuliah bila tidak kuliah disini. Tentu saja, saya tidak ingin itu
terjadi.”
“Maaf Pak. Jika kedatangan bapak kesini meminta
saya untuk menerima anak bapak dengan mengabaikan prosedur penerimaan saya
tidak bisa Pak. Anak bapak harus menerima prosedur yang telah ditetapkan oleh
kampus. Dan saya memegang prinsip itu”
“ Buk, saya
mohon Buk. Jika saya yakin anak saya bisa lulus di universitas ini, saya tidak
akan datang keruangan Ibuk saat ini. Bahkan di kelas pun dia tidak mendapatkan
hasil yang bagus. Saya akan bayar berapapun harga yang Ibuk minta”
“ Sekali lagi
maaf Pak. Saya tidak bisa, Bapak saja
tidak yakin, apalagi saya”
“ Saya bisa
bayar berapapun yang Ibuk minta. Bahkan sekarang saya bisa kirim ke rekening
Ibu” Melasnya tanpa menyerah.
“ Pak. Saya tau
bapak mampu bayar berapa pun yang saya minta. Tapi saya tidak butuh uang bapak
untuk merendahkan diri saya sendiri. Saya bisa saja menerima anak bapak, tapi
bapak yakin dia akan mampu bertahan?? Untuk memasuki kampus ini saja Ia tidak
mampu, apalagi hal yang ada didepan sana nanti jika dia sudah lulus kuliah.
Akan lebih banyak lagi tantangan yang akan dia hadapi, akan lebih besar dan
deras lagi arus yang harus dia terjang diluar sana. Kalau saja hari ini ia
masih ada bapak yang memudahkan caranya, tapi nanti?? Kita tidak tahu. Semua
butuh proses, proses harus dilalui dahulu, agar Ia tahu, kerasnya
perjuangan,beratnya tantangan. Sekali lagi saya minta maaf, saya tidak bisa
menerima anak bapak dengan cara seperti ini. Jika Ia benar-benar ingin, suruh
dia berjuang!. Tapi jika bapak menginginkan cara yang instan, bapak salah
menemui orang yang akan mengabulkan keinginan Bapak” jawab Lia, tidak tahan
dengan apa yang diucapkan Bapak tersebut. Nampak rasa kesal, marah, dan malu
dalam ekspresi wajah bapak tersebut. Tapi Ia puas dengan apa yang dipendamnya
selama ini.
“Maaf. kalau
Bapak tidak ada hal penting lagi, Bapak dipersilahkan keluar” tambah Lia tegas.
“ Baik Buk.
Terima kasih atas waktunya” jawab Bapak tersebut, sambil menahan malu,
menyadari dan teringat kembali hal keji
yang dilakukan dimasa lalunya. Karma berlaku...
The End
Tentang Penulis
Nama saya Dewi Sartika, biasa dipanggil
Dewi. Dari Kuansing kota jalur.
Kamu mungkin hanya orang BIASA, tapi
jadikan cerita hidup mu LUAR BIASA.
Kalian tau kepompong?? Yap. Kupu-kupu
berawal darinya.
Ingat..!! untuk jadi kupu-kupu Ia
berproses.
Karena proses menentukan hasilmu.
Ganbatte..!! Fighting..!!
Keren Cerpen ny, tak lupa jg mampir di blog aku : penaapemula.blogspot.com
ReplyDeleteHard Rock Hotel Casino & Spa - Mapyro
ReplyDeleteFind 용인 출장샵 your way 거제 출장안마 around the 세종특별자치 출장마사지 casino, find where everything is located with your phone. Find your 인천광역 출장안마 perfect stop for things 진주 출장안마 to do in Las Vegas.