Di Balik Sumber Sejarah, Dasar Negara
Indonesia
Dasar negara? Apa itu dasar negara? Dasar negara adalah
landasan kehidupan bernegara. Setiap negara memiliki landasan agar bisa
mengatur dan melaksanakan penyelengaraan negaranya. Nah, sekarang apa yang
terpikir pertama kali ketika mendengar dasar negara Indoesia? Yap, pancasila.
Pancasila terdiri dari dua kata, yaitu ‘panca’ yang berarti lima dan ‘sila’
yang berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman
kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh bangsa di Indonesia.
Semua nilai-nilai yang terkandung
dalam pancasila juga berasal dari bangsa Indonesia terdahulu bahkan di
yakini sebelum Indonesia lahir. Bagian
ini memberikan pemahanan tentang arus sejarah bangsa Indonesia, terutama
terkait dengan sejarah perumusan Pancasila. Hal tersebut penting untuk
diketahui karena perumusan Pancasila dalam sejarah bangsa Indonesia mengalami
dinamika yang kaya dan penuh tantangan. Perumusan Pancasila mulai dari sidang
BPUPKI sampai pengesahan Pancasila sebagai dasar negara dalam sidang PPKI.
Pancasila merupakan dasar resmi
negara kebangsaan Indonesia sejak 18 Agustus 1945 dengan
pencetus, yaitu Ir. Soekarno, Moh. Yamin, dan Mr. Soepomo. Hal
ini terjadi karena pada waktu itulah
Pancasila disahkan oleh PPKI, lembaga atau badan konstituante yang
memiliki kewenangan dalam merumuskan dan mengesahkan dasar negara Indonesia
merdeka.
Preseiden Ir. Soekarno pernah
mengatakan “Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah” karena pepatah mengatakan
“Pengalaman/sejarah adalah guru terbaik dalam kehidupan”. Jadi saat ini saya
akan mencoba menggali sumber sejarah pancasila berdasarkan historis,
sosiologis, dan politik. Berikut pembahasannya:
1.
Sumber Historis Pancasila dalam
Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Menurut sumber historis, pancasila
tidak ada dan lahir begitu saja. Tentu saja setelah mengalami perjalanan dan
proses yang begitu sulit dan panjang, dimatangkan oleh sejarah perjuangan
bangsa kita sendiri, dengan melihat pengalaman-pengalaman bangsa lain, dengan
diilhami oleh gagasan besar dunia, dengan tetap berakar pada kepribadian dan
gagasan-gagasan besar bangsa kita sendiri .
Nilai-nilai pancasila sudah ada dalam
adat istiadat, kebudayaan, dan agama yang berkembang dalam kehidupan bangsa
Indonesia sejak zaman kerajaan dahulu. Nilai-nilai yang terkandung dalam setiap
sila Pancasila sebelum dirumuskan dan disahkan menjadi dasar negara Indonesia
secara obyektif historis telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri. Sehingga
asal nilai-nilai Pancasila tersebut tidak lain adalah dari bangsa Indonesia
sendiri.
Dengan demikian, berdasarkan
keterangan yang telah dipaparkan di atas maka dapat disimpulkan
bahwa Pancasila memilki landasan historis yang kuat. Secara
histories, sejak zaman kerajaan unsur Pancasila sudah muncul dalam
kehidupan bangsa kita. Agar nilai-nilai Pancasila selalu melekat dalam
kehidupan bangsa Indonesia, maka . nilai-nilai yang terkandung dalam setiap
Pancasila tersebut kemudian dirumuskan dan disahkan menjadi dasar Negara.
Sebagai sebuah dasar Negara, Pancasila harus selalu dijadikan acuan dalam
bertingkah laku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.Semua
peraturan perundang-undangan yang ada juga tidak boleh bertentangan dengan
nilai-nilai Pancasila.
2.
Sumber Sosiologis Pancasila dalam
Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Apa itu sosiologi? Sosiologi adalah
ilmu tentang kehidupan antarmanusia. Didalamnya mengkaji, antara lain latar
belakang, susunan dan pola kehidupan sosial dari berbagai golongan dan kelompok
masyarakat, disamping itu, juga mengkaji masalah-masalah sosial, perubahan dan
pembaharuan dalam masyarakat yang patut disikapi secara arif dengan menggunakan
standar nilai-nilai yang mengacu kepada nilai-nilai Pancasila.
Berbeda dengan bangsa-bangsa lain,
bangsa Indonesia mendasarkan pandangan hidupnya dalam bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara pada suatu asas kultural yang dimiliki dan melekat pada bangsa
itu sendiri. Nilai-nilai kenegaraan dan kemasyarakatan yang terkandung dalam
sila-sila Pancasila bukan hanya hasil konseptual seseorang saja, melainkan juga
hasil karya besar bangsa Indonesia sendiri, yang diangkat dari nilai-nilai
kultural yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri melalui proses refleksi
filosofis para pendiri negara (Kaelan, 2000: 13). Salah satu nilai yang dapat
ditemukan dalam masyarakat Indonesia sejak zaman dahulu hingga sekarang adalah
nilai gotong royong. Kegiatan gotong royong itu dilakukan dengan semangat
kekeluargaan sebagai cerminan dari sila “Keadilan Sosial”.
3.
Sumber Politis Pancasila dalam Kajian
Sejarah Bangsa Indonesia
Politik? Bagaimana cara kita
berpolitik yang benar itu? Yang katanya “Politik itu keras”? semua jawabannya
ada disini. Yap, Pola pikir kita. Pola pikir yang seperti apa? Yaitu pola pikir
yang untuk membangun kehidupan
berpolitik yang murni dan jernih mutlak dilakukan sesuai dengan kelima sila
yang mana dalam berpolitik harus bertumpu pada Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang
Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyarawatan/Perwakilan dan dengan
penuh Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia tanpa pandang bulu. Etika
politik Pancasila dapat kita gunakan sebagai alat untuk menelaah perilaku
politik Negara, terutama sebagai metode kritis untuk memutuskan benar atau salah
sebuah kebijakan dan tindakan pemerintah dengan cara menelaah kesesuaian dan
tindakan pemerintah itu dengan makna sila-sila Pancasila. Seperti salah satu
pola kehidupan bersama yang bersatu dan demokratis yang di jiwai oleh semangat
kekeluargaan sebagaimana tercermin dalam sila ke empat “Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan” yang dapat
dijadikan sebagai salah satu jalan untuk memutuskan masalah.
Etika politik harus direalisasikan
oleh setiap individu yang ikut terlibat secara konkrit dalam pelaksanaan
pemerintahan negara. Para pejabat eksekutif, legislatif, yudikatif,
para pelaksana dan penegak hukum harus menyadari bahwa legitimasi hukum dan
legitimasi demokratis juga harus berdasarkan pada legitimasi moral. Nilai-nilai
Pancasila mutlak harus dimiliki oleh setiap penguasa yang berkuasa mengatur
pemerintahan, agar tidak menyebabkan berbagai penyimpangan seperti yang sering
terjadi dewasa ini. Seperti tindak pidana korupsi, kolusi dan nepotisme,
penyuapan, pembunuhan, terorisme, dan penyalahgunaan narkotika sampai
perselingkuhan dikalangan elit politik yang menjadi momok masyarakat.
Dinamika dan tantangan Perjalanan Pancasila dalam
Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
1.
Dinamika Pancasila dalam Kajian
Sejarah Bangsa Indonesia
Sebagaimana diketahui, upaya
pembudayaan atau pewarisan nilai-nilai Pancasila tersebut telah secara
konsisten dilakukan sejak awal kemerdekaam sampai dengan sekarang. Pada masa
kemerdekaan, nilai-nilai pancasila dilakukan dalam bentuk pidato-pidato para
tokoh bangsa dalam rapat-rapat yang disiarkan melalui radio dan surat kabar.
Akan
tetapi, dinamika pancasila dalam sejarah bangsa indonesia memperlihatkan adanya
pasang surut dalam pemahaman dan pelaksanaan nilai-nilai pancasila. Misalnya,
pada masa pemerintahan presiden Soekarno, terutama pada tahun 1960-an NASAKOM
lebih populer daripada pancasila. pada zaman pemerintahan presiden Soeharto,
pancasila dijadikan pembenar kekuasaan melalui penataran P-4 sehingga pasca
turunnya Soeharto, ada kalangan yang mengidentikkan pancasila dengan P-4. Pada
masa pemerintahan era reformasi, ada kecenderungan para penguasa tidak respek
terhadap pancasila, seolah-olah pancasila ditinggalkan. Elit politik dan masyarakat terkesan masa bodoh dalam melakukan implementasi
nilai-nilai pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila memang
sedang kehilangan legitimasi, rujukan dan elan vitalnya. Sebab utamanya karena
rezim Orde Lama dan Orde Baru yang
menempatkan pancasila sebagai alat kekuasaan yang otoriter. Terlepas
dari kelemahan masa lalu, sebagai konsensus dasar dari berdirinya bangsa ini,
yang diperlukan dalam konteks era reformasi adalah pendekatan-pendekatan yang
lebih konseptual, komprehensif, konsisten, integratif, sederhana dan relevan
dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan
negara.
2.
Tantangan terhadap Pancasila dalam
Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Dunia
masa kini sedang dihadapi kepada gelombang perubahan secara cepat, mendasar,
spektakuler, sebagai implikasi arus globalisasi yang melanda seluruh penjuru
dunia, khususnya di abad XXI sekarang ini. Nah, salah satu tantangan terhadap pancasila dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara adalah meletakkan nilai-nilai pancasila tidak
dalam posisi sebenarnya sehingga nilai-nilai pancasila menyimpang dari
kenyataan hidup berbangsa dan bernegara. Contohnya, dengan pengangkatan
presiden seumur hidup oleh MPRS dalam TAP No.III/MPRS/1960 tentang pengangkatan
Soekarno sebagai presiden seumur hidup. Yang tentu saja bertentangan dengan
nilai-nilai pancasila dan Undang Undang Dasar 1945.
Jadi salah satu cara menghadapi
tantangan pancasila ini adalah dengan pendidikan. Pentingnya pendidikan
Pancasila juga dapat memperkokoh jiwa kebangsaan sehingga menjadi dorongan
pokok (leitmotive) dan bintang penunjuk jalan (leitstar) bagi calon pemegang
tongkat estafet kepemimpinan bangsa di berbagai bidang dan tingkatan. Selain
itu, agar calon pemegang tongkat estafet kepemimpinan bangsa tidak mudah
terpengaruh oleh paham-paham asing yang dapat mendorong untuk tidak
dijalankannya nilai-nilai Pancasila. Pentingnya pendidikan Pancasila adalah
untuk menjawab tantangan dunia dengan mempersiapkan warga negara yang mempunyai
pengetahuan, pemahaman, penghargaan, penghayatan, komitmen, dan pola pengamalan
Pancasila.
No comments:
Post a Comment